https://lh3.googleusercontent.com/-uJ-Th52g6r0/TtjTcIlyYZI/AAAAAAAAAkM/4dNde9sGNKw/s800/bg_star.png setetes pencerah jiwa

Sabtu, 14 Desember 2013

manajemen kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
Di zaman sekarang ini, sering kita jumpai sekolah-sekolah dibangun. Baik yang ada dipedesaan maupun yang ada di perkotaan. Sekolah-sekolah didirikan dari suasta maupun dari negeri. Tinggal minat dan kemampuan siswalah yang dapat memaasukkan merekan kedalam sekolah faforitnya. Disisih lain banyak juga sekolah yang tidak dipandang oleh masyarakat. Dikarenakan, fisik dari gedungnya yang tidak layak huni, sampai pada potensi guru dalam sekolah tersebut.
Sekolah-sekolah unggulan yang dicari oleh orang sekarang ini adalah sekolah yang berdedikasi tinggi, mulai dari fisik gedungnya yang mewah sampai pada hasil kompetensi lulusan siswanya yang bagus. Bila sebuah sekolah, ketinggalan akan hal itu banyak orang akan meninggalakannya. Sehingga sekolah-sekolah haruslah pandai-pandai dalam menyiasati hal ini. Mulai dari penataan gedung hingga memperbaiki kurikuluam yang ada di sekolahnya. Dikarenakan dengan kurikukum ini akan menjadikansebuah esekolahan akan berdedikasi tinggi dan bisa menghantarkan siswa/siswinya pada lulusan yang baik dan berdedikasi.
1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apayang mempengaruhi pengembangan kurikulum dalam proses pembelajaran?
2.      Bagaimanakah ruang lingkup manajeman kurikulum dan pembelajaran ?
1.3    TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberi pengetahuan pada para mahasiswa dan atau yang bersangkutan, untuk mengetahui tentang menejemen pendidikan disektor sekolah dan agar dapat melaksanakannya dengan baik.
1.4  MANFAAT MAKALAH
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah seorang mahasiswa dan atau yang bersangkutan taentang menejemen kurikulum bisa mengetahui dan memahami tentang menejemen kurikulum dan menerpakannya dalam pengajaran atau disekolah dan atau sederajat.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Yang mempengaruhi perkembangan kurikulum dalam proses 
pembelajaran
Dalam kebijakan pendidikan nasional yang diatur dalam uu sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa  “ kurikulum adalah seperangkatrencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan pembelajaran unttuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan kurikulum mencangkup perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaa kurikulum merupakan langkah awal membangun kurikulum. penerapan kurikulum usaha mentransfer antara perencanaan kurikulum ke tidakan operasional. Evaluasi merupakan tahap akhir dari pengembangan untuk menemukan hasil-hasil pembeljaran dan hasil kurikulum. Dalam mengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan orang yag terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, tetapi juga banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua, serta unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Dalam mengembangan kurikulum yang terkait dengan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, maka harus  menggunakan prinsip- prinsip yang telah berkembang di kehidupan sehari-hari dan harus dipenuhi yaitu :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didikdan lingkungan.
2.      Memperhatikan keragaman karakteristikpeserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, adat istiadat dan status social.
3.       Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
6.      Belajar sepanjang hayat
7.      Seimbang antara kepentingan nasional dengan kepentingan daerah.
Dengan prinsip-prinsip diatas dapat mengembangkan kurikulum yang dapat di implementasikan kedalam implementasi kurikulum. DalamImplikasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
1.      Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasanya bagi pengguna dilapangan
2.      Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan
3.      Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuan untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran
(mulyasa, 2003:94 )
Mars (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implikasi kurikulum yaitu:
ü  Dukungan kepala sekolah
ü  Dukungan rekan sejawad guru
ü  Dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri
Adapun yang berpengaruh adalah guru karena gurulah yang menjadi faktor penentu selain faktor yang lain. Dengan kata lain, bila seorang guru bertugas dengan baik maka hasil implementasi kurikulum akan baik pula.

Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
ü  Pengembangan program
ü  Pelaksanaan pembelajaran dan
ü  Evaluasi
Adapun penjelasannya sebagi berikut
a)      Pengembangan program
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mencakup pengembangan program tahunan, program modul (pokok bahasa), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan konseling.
b)      Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku ke aarah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhiny, baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan
c)      Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akir suatu pendidikan dan sertifikasi, bench marking, dan penilaian program.
Penjadwalan implementasi
Jadwal implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan imlementasi. Pada program degan orientasi trasformasi, penjadwalan mungkin mungkin merinci tanggal pertemuan untuk membicarakan reaksi guru terhadap metodologi baru dan presepsi mereka terhadap kemampuan siswa dalam mengadopsi program tersebut.
Tujuan lain dari penjadwalan adalah memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk menyempurnakan tugas-tugas yang diperlukan. Perencanaan waktu dalam implementasi diperoleh melalui analisis yang teliti dari program dan kebutuhan guru-guru dalam mengimlementasikannya.
Tidakhanyaimplementasisaja, tetapijugaharusadaevaluasidalamkurikulum yang ada.
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pengertian evaluasi adalah salah satu rumusan mengenai “evaluasi” mengatakan bahwa evaluasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat karakteria yang disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan (Morrison). Dalam rumusan itu terdapat tiga faktor utama yaitu :  1. Pertimbangan (judgment),  2. Deskripsi objek penelitian, 3. Kriteria yang dapat dipertangungjawabkan (Oemar Hamalik, 1993 : 3)
Pertimbangan adalah pangkal dalam sebuah keputusan. Membuat keputusan berarti menentukan derajad tertentu yang berkenaan dengan hasil evaluasi. Pertimbangan membutuhkan informasi yang akurat dan releven serta dapat dipercaya.
Deskripsi objek penelitian adalah perubahan perilaku sebagai suatu produk suatu sistem. Perilaku harus dijelaskan, dirinci dan dispesifikan sehingga dapat diamati dan diukur.
Kriteriya yang dapat dipertanggung jawabkan adalah ukuran9ukuran yang akan digunakan dalam menilai objek. Kriteria penilaian harus releven dengan kriteria keberhasilan, sedangkan kriteria keberhasilan harus dilihat dalam hubunganya dengan sasaran program/kurikulum. Menurut Marisson, kriteria penilaian harus memenuhi persyaratan (Oemar Hamalik,1993:10)antara lain :
1)      Relevan dengan kerangka rujukan  dan tujuan-tujuan evaluasi dan tujuan-tujuan program/ kurikulum
2)      Diterapkan pada data deskripsi yang releven dan menyangkut program atau kurikulum
Kegiatan Evaluasi KurikulumBeberapa kegiatan evaluasi kurikulum yang perlu dilakukan adalah :
1.      Mengamati hasil belajar siswayang bersifat khusus. Cirinya adalah:
a.       Adanya rumusan tingkah laku yang jelas
b.      Rumusan tujuan (tingkah laku) yang jelas tersebut dapat diukur dan dapat diamati
c.       Tingkah laku tersebut dapat diukur dengan alat ukur tertentu.

2.      Menggunakan alat evaluasi untuk menentukan kelemahan-keleaan, kebutuhan-kebutuhan dan minat para siswa secara individual
3.      Mendisain pengajaran yng akan dilaksanakan
4.      Mengadakan penilaian secara terus menerus terhadap pelaksanaan pengajaran
5.      Mengadakan kontrol terhadap tingkah laku siswa yang diharapkan tercapai melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Melakukan analisis terhadap perbedaan individual para siswa
b.      Mengadakan prosedur pengajaran dengan mempertimbangkan metode-metode yang dianggap paling baik yang berlaku bagi penyelenggaraan pendidikan yang lainnya.
6.      Mengadakan perbaikan pengajaran. Hal-hal yang diperbaiki itu meliputi teori-teori (metode pengajaran yang sistemtis) dengan cara menghimpun sejumlah pengalaman mengajar lalu dievaluasi


Aspek-Aspek yang Perlu Dievaluasi
Sehubungan dengan aspek-aspek yang akan dievaluasi maka ditentukan pula kegiatan apa yang akan dilakukan :
ü  Evaluasi terhadap tingkat ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan
ü  Evaluasi terhadap tugas-tugas pengajaran yang telah dilaksanakan
ü  Evaluasi terhadap rumusan materi (program) pengajaran
ü  Evaluasi terhadap keterlibatan orang tua dalam membantu putra-putranya dalam belajar
ü  Mengadakan kegiatan pengamatan
ü  Studi terhadap siwa-siswa yang menemui kegagalan belajar
ü  Evaluasi terhadap sistem penyajian (metode-metode mengajar yang digunakan dalam menyajikan meteri pelajaran)
ü  Studi terhadap pemberian bimbingan kepada para siswa oleh guru
ü  Studi terhadap kemampuan para siswa secara perseorangan



2.2  Ruang lingkup manajeman kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum merupakan inti  dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum membutuhkan landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Jika ini tidak dilaksanakan maka akan berakibat fatal terhadap kegagalan dari pendidikan itu sendiri, dan kegagalan terhadap proses pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan mutu pendidikan di Indonesia.
Pada awal pengembangan kurikulum banyak menggunakan konsep lama, dimana kurikulum hanya dipandang sebagai kumpulan isi mata pelajaran atau daftar materi pokok yang ditawarkan ke peserta didik untuk menyelesaikan suatu program belajar dalam satuan pendidikan tertentu. Namun dengan otonomi pendidikan dan tuntutan perubahan jaman, perkembangan jaman, daya saing yang tinggi, pengembangan kurikulum tidak hanya dipandang sedemikian rupa tetapi lebih dipandang sebagai hal yang memiliki makna atau pengertian yang cukup luas. Yaitu apa saja yang dialami oleh peserta didik, dan segala yang diprogramkan sekolah dalam membantu mengembangkan potensi peserta didik guna mencapai visi, misi, tujuan dan hasil yang diinginkan.
Dengan adanya otonom daerah dalam pedidikan, maka daerah memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kurikulum dalam satuan pendidikan. Untuk mencapai mutu yang telah ditetpkan, kurikulum memberikan arah dan pedoman yang jelas tentang proses pendidikan mulai dari tujuan, konsep dan arah pembelajaran. Selain itu tanggung jawab sekolah juga sangat diperlukan dalam hal pembentukan kurikulum sekolah. Namun dengan perkembangan yang terus berkembang saat ini menimbulkan banyak macam definisi kurikulum, sehingga masing-masing pendidik akan memiliki pengertian kurikulum menurut pemahamannya sendiri. Padahal dari pengertian yang pendidik pahami itu sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Berikut adalah definisi menurut  beberapa ahli kurikulum :
1.      J. Galen Saylor dan William M. Alexandar
Menjelaskan bahwa segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah didalam maupun diluar kelas, termasu kurikulum yang juga meliputi kegiatan ekstra-kurikuler.
2.      B. Othane Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan Shore
Memandang kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat dengan masyarakat.
3.      Dari hasil diskusi yang telah dilakukan oleh para ahli, dapat diaktakan bahwa pengertian dari kurikulum adalah sajumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Dari pengertian ini mempunyai implikasi sebagai berikut :
a.       Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran.
b.      Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau oengetahuan yang seharusnya diketahui olehpaserta didik.
c.       Adanya aspek keharusan bagi siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama.
Beberapa pendekatan kurikulum dalam pembahasan dan penyusunan kurikulum:
1.      Pendekatan mata pelajaran.
Pendekatan mata pelajaran yang bertitik tolak dari mata pelajaran. ( ilmu bumi, sejarah, biologi)
2.       Pendekatan interdislipliner.
Berbagai gejala sosial dan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari ternyata tidak mungkin ditinjau haya dari satu sisi saja.
3.      Pendekatan intregratif.
Bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur.
4.      Pendekatan system.
Suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian.
Pengembangan kurikulum meupakan proses prencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Sedangkan untuk manajement kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan di titik beratkan pada usaha dan meningkatkat kualitas interaksi belajar.
Sedangkan untuk konsep menejement pembelajaran dapat diartikan sebagai proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorgnisasian, pengendalian, dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan si pembelajar dengan mengikutsertkan faktor yang ada didalamnya guna untuk mencapai tujuan.
Pada dasarnya manajement pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik dikatagorikan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumya. Sedang manajement pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru selama terjadinya proses interaksinya dengan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Managemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
v  Kurikulum dalam arti sempit sekali : jadwal pelajaran
v  Kurikulum dalam arti sempit : semua pelajaran baik teori maupun praktik
v  Kurikulum dalam arti luas : semua pengalaman yang diberikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan.
Managemen Pembelajaran adalah proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan si pebelajar dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalam guna mencapai tujuan.
Pada dasarnya managemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran baik kategori berdasarkan kurikulum inti maupun penunjang.Tujuan managemen Kurikulum dan pembelajaranyaitu :
Ø  Untuk mengelola perancangan kurikulum pembelajaran
Ø  Untuk mengelola implementasi kurikulum pembelajaran
Ø  Untuk mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum pembelajaran
Ø  Untuk mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan kurikulum kelas / kelulusan.
Ø  Untuk mengelola pengembangan bahan ajar, media dan sumber belajar.
Ø  Untuk mengelola pengembangan ektrakurikuler dan ko kurikuler
Ø  Untuk mengelola penerapan uji coba atau merintis pembelajaran yang dicenangkan pemerintah pusat.
Prinsip prinsip Managemen kurikulum dan Pembelajaran
²  Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam managemen kurikulum.
²  Demokratisasi
Pelaksanaan managemen kurikulum harus berdasarakan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
²  Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan managemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
²  Efektifitas dan Efisiensi
Rangkaian kegiatan managemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan managemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
Ruang Lingkup Managemen Kurikulum dan Pembelajaran
1.        Perencanaan
2.        Pelaksanaan
3.        Penilaian kegiatan kurikulm
Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia yakni Pancasila. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu, perlu lah sebuah kurikulum. Agar kurikulum dan pembelajaran bisa berjalan dengan baik maka perlu adanya managemen kurikulum dan pembelajaran.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pengembangan kurikulum meupakan proses prencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik Pengembangan kurikulum mencangkup perencanaan, penerapan dan evaluasi.Dalam mengembangan kurikulum tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, tetapi juga banyak orang,yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Dan dengan prinsip-prinsip diatas dapat mengembangkan kurikulum yang dapat di implementasikan kedalam implementasi kurikulum.DalamImplikasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :Karakteristik kurikulum, Strategi implementasi, Karakteristik pengguna kurikulum. Dan Ruang Lingkup Manajement Kurikulum dan PembelajaranPerencanaan, Pelaksanaan, Penilaian kegiatan kurikulum.

3.2  Saran
Seyogyanyaparamahasiswamapunpengajardanstafpendidik, supayamemahamibetultentangmanajementkurikulum, agar bisamenjadiacuangunamemperbaiki system pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Muhammad dansofanamri. 2012. Manajementpendidikan. Jakarta: prestasipustaka